Kukuhkan Genre Stunting, Walikota Eva Dwiana Targetkan Nol Persen Stunting

BANDAR LAMPUNG355 Dilihat

Bandar Lampung ( Journalmedia.id ) – Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana buka kegiatan rembuk stanting sekaligus mengukuhkan ratusan genre stanting kaum milenial, Jum’at (16/6/2023).

Kegiatan ini menandai langkah intervensi penurunan stanting yang dijalankan perangkat daerah bersama lembaga non pemerintah dan masyarakat.

Walikota Eva Dwiana berharap stanting di bandar lampung yang masih berada di angka 11 persen dapat turun secara bertahap hingga nol persen.

“Stunting kita angkanya sudah turun jauh 11 persen,target dari pemerintah pusat 14 persen. Kita targetkan mudah-mudahan ke depan zero stunting di Kota Bandar Lampung,” kata Eva Dwiana

Pemkot bandar lampung lakukan beberapa upaya untuk mencapai target zero stanting seperti memberikan makanan bergizi kepada anak dan mengajak masyarakat rutin memeriksakan anak ke puskesmas.

Penurunan stanting juga dilakukan dengan menyerukan imbauan kepada generasi muda untuk menghindari pernikahan dini.

“Kedepan mereka bisa mensosialisasikan ke masyarakat yang sudah menikah membawa anaknya ke Puskesmas, ke rumah sakit dan jangan lupa pemberian asupan gizi kepada anak-anak. Serta bertugas untuk mensosialisasikan pencegahan pernikahan dini,” ungkap Eva.

Pemerintah menyiapkan anggaran Rp2 miliar untuk memberi makanan bergizi kepada anak-anak dan pendampingan orang tua dan calon orang tua.

“Rp2 miliar, itu untuk makanan, untuk pelatihan untuk sosialisasi, untuk semuanya lah agar angka stunting di Bandar Lampung menurun,” tandasnya.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung, Nurizky Permanajati, mengungkapkan upaya pencegahan stunting di daerah tersebut. Menurutnya, langkah-langkah pencegahan harus melibatkan pendampingan calon remaja, pengantin, ibu hamil, menyusui, dan balita, sejalan dengan arahan yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 72.

Nurizky menekankan bahwa percepatan penurunan angka stunting membutuhkan tidak hanya tindakan langsung, tetapi juga perencanaan yang matang. Saat ini, prevalensi stunting di Lampung mencapai 15,2 persen, namun targetnya adalah penurunan hingga di bawah 10 persen.

Dalam menjelaskan penyebab stunting, Nurizky menyebutkan bahwa masalah terbesarnya adalah kesalahan dalam pola pengasuhan, keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan, pangan, dan air bersih. Selain kekurangan gizi, stunting juga dapat disebabkan oleh infeksi yang berulang, yang umumnya terkait dengan kualitas air bersih. Oleh karena itu, langkah-langkah yang diambil harus komprehensif, termasuk intervensi spesifik yang memberikan asupan gizi secara langsung, serta memberikan akses yang memadai terhadap air bersih, infrastruktur jalan, sanitasi, dan jamban.

Nurizky menegaskan perlunya kerjasama dalam melaksanakan intervensi pencegahan stunting ini. Upaya yang dilakukan harus mencakup berbagai aspek yang sensitif dan komprehensif. Dengan demikian, diharapkan dapat mencapai penurunan angka stunting yang signifikan di Lampung. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *